Tim SAR Gabungan Terus Berupaya Evakuasi Pendaki Brasil di Rinjani, Netizen Serukan Percepatan Penyelamatan
- account_circle Andrianto
- calendar_month Sel, 24 Jun 2025
- visibility 312
- comment 0 komentar

Tangkapan Layar Kolom komentar instagram presiden dan taman nasional Gunung rinjani di penuhi oleh netizen brazil berharap untuk segera melakukan pertolongan secepatnya,
Depok Inside | Lombok Timur, 23 Juni 2025 – Tim SAR Gabungan terus melanjutkan proses evakuasi terhadap JDSP (27), seorang pendaki asal Brasil yang dilaporkan jatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani. Upaya penyelamatan menghadapi tantangan medan ekstrem dan cuaca dinamis, sementara desakan publik, khususnya dari netizen Brasil, terus mengalir di media sosial.Di tengah upaya evakuasi yang sulit, kolom komentar pada akun Instagram Presiden Republik Indonesia dan Taman Nasional Gunung Rinjani terpantau dibanjiri oleh netizen Brasil yang berharap agar pertolongan segera dilakukan secepatnya.
Pada pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone. JDSP ditemukan dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter, dan secara visual korban dalam keadaan tidak bergerak.
Dua personel tim rescue kemudian diturunkan untuk mencoba menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman sekitar 350 meter. Namun, setelah observasi mendalam, ditemukan dua overhang besar sebelum lokasi korban, yang membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan. Tim rescue menyimpulkan bahwa upaya menjangkau korban memerlukan teknik climbing. Kondisi cuaca yang dinamis dengan kabut tebal semakin mempersempit pandangan dan meningkatkan risiko bagi tim penyelamat. Demi keselamatan personel, tim rescue akhirnya ditarik kembali ke posisi aman.
Pukul 14.30 WITA, rapat evaluasi digelar melalui video conference via Zoom bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam arahannya, Gubernur NTB mendorong percepatan evakuasi, termasuk opsi penggunaan helikopter, mengingat waktu kritis “Golden Time” 72 jam dalam penyelamatan di alam bebas.
Kepala Kantor Basarnas Mataram secara teknis menjelaskan bahwa proses evakuasi menggunakan helikopter dimungkinkan, namun harus dipastikan spesifikasi helikopter memiliki Hoist untuk air lifting. Selain itu, kondisi cuaca yang sangat cepat berubah juga menjadi faktor penentu keberhasilan evakuasi menggunakan helikopter.
Tim SAR Gabungan tetap bersiaga penuh dan berkomitmen untuk melanjutkan upaya terbaik demi keselamatan dan kemanusiaan. Dalam operasi penyelamatan ini, tim senantiasa menjunjung tinggi prinsip “Alam harus dihormati, keselamatan tetap utama.”(Red).
- Penulis: Andrianto
- Editor: Redaksi
- Sumber: Depom Inside